السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Marilah berdo'a sebelum belajar anak-anakku...
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا
رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
Bacalah cerita dibawah ini ya sebelum mengerjakan tugasnya!
Kesempatan yang Hilang
Oleh Intan Sari L. Izwar
“Nesa, ayo tidur! Sudah malam,” Mama mengingatkan Nesa yang masih asyik membaca buku di kamar.
“Besok kan hari Sabtu, Ma! Nesa libur,” sahut Nesa sambil terus membaca bukunya.
“Lho, bukannya kamu akan pergi ke Planetarium bersama teman-teman
sekelasmu? Tetap harus bangun pagi, kan?” kata Mama mengingatkan.
“Berangkatnya agak siang, kok Ma. Nesa pasti bisa mengatasinya. Besok bangun pagi dan siap berangkat,” kilah Nesa.
“Nes, kamu ingat kejadian hari ini, kan? Kamu sendiri yang bilang kalau
tadi kamu mengantuk sekali dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik di
sekolah karena semalam kamu tidur kemalaman,” kata Mama mendekati Nesa
yang masih membaca bukunya di tempat tidurnya. “Ingat kata Papa, anak
seusia kamu harus tidur cukup. Badanmu memerlukannya,” nasihat Mama.
“Baiklah, Ma. Nesa tidur sekarang,” kata Nesa sambil menyerahkan bukunya
kepada Mamanya untuk disimpan. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas
lebih lima belas menit. Mama meninggalkan kamar Nesa ketika Nesa sudah
benar-benar terlelap.
Keesokan paginya.
“Nes, Nesa. Ayo bangun,” kata Mama membangunkan Nesa.
Aku kan baru saja tidur. Kok sudah dibangunkan Mama? Cepat sekali? Pikir
Nesa. Nesa membuka matanya dengan berat. Dengan perlahan ia melangkah
mendekati ruang makan. Di sana Mama, adiknya Lili, dan Papa sudah
terlihat rapi.
“Papa, Mama, dan Lili akan berkunjung ke rumah Om Bram. Mungkin sampai
sore hari. Hari ini kamu mau ke Planetarium, kan? Nesa bisa bersiap
sendiri, kan?” tanya Mama.
Nesa mengangguk. Tak lama kemudian, Papa, Mama, dan Lili pun berangkat pergi.
Nesa mengambil setangkup roti isi kesukaannya yang telah disiapkan Mama.
Sambil mengunyah, Nesa kembali ke kamarnya hendak mengambil baju untuk
segera mandi. Karena rotinya belum habis, Nesa duduk di pinggir tempat
tidurnya, mengambil bantal untuk bersandar dan menikmati rotinya. Ah,
nyaman sekali! Mandi nanti dulu deh! Masih ada waktu, pikir Nesa. Jam
menunjukkan pukul setengah delapan.
Tanpa disadarinya Nesa terlelap. Beberapa jam kemudian, Nesa terbangun
dan mendapati dirinya masih memegang roti isi yang belum habis. Nesa
segera melihat jam, dan alangkah terkejutnya ia bahwa ia telah tertidur
selama dua jam! Itu artinya ia terlambat berangkat ke Planetarium! Nesa
terhenyak. Teman-temannya pasti telah meninggalkannya. Mereka berencana
bertemu di rumah Yana jam setengah sepuluh untuk berangkat sama-sama. Ia
tdak berani menghubungi teman-temannya karena malu. Ia pun tidak berani
berangkat sendiri ke Planetarium.
Nesa sangat menyesali kecerobohannya. Kalau saja ia mendengarkan nasihat
Papa Mamanya untuk tidur tidak terlalu larut, ia tidak akan sendirian
di rumah seperti saat ini. Ia kehilangan kesempatan menimba ilmu
astronomi di Planetarium, ia juga kehilangan kesempatan mengunjungi Om
Bram.
Tulislah apa pelajaran yang bisa diambil dari kejadian yang dialami oleh Nesa?
Buatlah satu cerita singkat mengenai sebuah kejadian yang kamu sesali sehingga tidak mau lagi terulang!