Minggu, 18 April 2021

(T9ST2) PJJ Kelas 6 SDN Layungsari 2: Senin, 19 April 2021 PPKn: Keputusan Bersama

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
 Marilah berdo'a sebelum belajar anak-anakku...

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا
رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـاوَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
 

 Berbesar Hati Menerima Kekalahan 

Oleh Fitri Kurnia Sari 

Edo dan Bagus adalah sahabat karib. Mereka satu kelas di sebuah sekolah dasar di Solo, Jawa Tengah. Namun, sejak seminggu ini sikap Edo mendadak berubah terhadap Bagus. Sekarang, Edo selalu berangkat sekolah sendiri. Bahkan, jika Bagus mendekatinya untuk bicara, tiba-tiba Edo segera beranjak pergi. “Kenapa sekarang Edo tidak mau bicara dan bermain denganku, ya?” tanya Bagus kepada Damar, teman sebangkunya ketika jam istirahat sekolah. “Iya, aku juga melihat kalian seperti sedang bermusuhan. Apa karena kamu yang terpilih menjadi ketua kelas pada pemilihan minggu lalu? Edo kan juga kandidat ketua kelas,” tebak Damar.

“Tapi kan kita melakukannya secara sportif. Itu pilihan teman-teman satu kelas. Bu Guru Aneke sendiri yang mengawasi,” kata Bagus. Damar mengangguk membenarkan. Ketika bel pulang sekolah, Edo buruburu keluar kelas. Ia sengaja menghindar untuk pulang bersama Bagus. Karena tergesa-gesa, kaki Edo tersandung kaki meja. Kepalanya terbentur ujung meja. 

“Aduh!” Edo mengerang kesakitan. 

Bagus, Damar, dan Bimo yang melihatnya segera menolong Edo. Bagus memapah Edo menuju kursi. Bagus segera mengambil peralatan P3K di lemari kelas. Luka di dahi Edo segera ia obati. 

“Aku akan mengantarmu pulang, Edo,” kata Bagus. 

“Terima kasih, Bagus. Aku bisa pulang sendiri, kok,” tolak Edo. 

“Emm, kenapa belakangan ini kamu selalu menghindariku, Edo? Apa salahku? Bukankah kita berteman sejak lama?” tanya Bagus. 

Edo menunduk. Ia lalu menghela napas. “Sebenarnya, aku tidak bisa menerima kekalahanku waktu pemilihan ketua kelas. Aku iri kepadamu, Bagus. Sebagian besar teman-teman lebih memilihmu daripada aku. Padahal, sedari dulu aku yang menjadi ketua kelas!” jelas Edo. 

“Aku tidak ingin bermaksud menggesermu yang biasa menjadi ketua kelas, Edo. Aku ikut menjadi kandidat ketua kelas karena pilihan teman-teman, termasuk kamu, kan, Do?” kata Bagus. Edo ingat, waktu itu memang ia yang mengusulkan nama Bagus untuk ikut juga menjadi kandidat. Saat itu, Edo sangat yakin, ia yang akan terpilih menjadi ketua kelas, bukan Bagus. 

“Bukankah saat itu kita melakukan pemilihan secara terbuka dan jujur, Do? Ingat, kan kata Bu Aneke? Kita harus sportif. Yang tidak terpilih harus berbesar hati mau memberikan kesempatan kepada yang lainnya,” Damar menimpali. 

“Bu Aneke juga bilang, dengan bersikap sportif sebetulnya kita sudah menjadi pemenang. Menang karena mampu menunjukkan kebesaran jiwa untuk menerima kekalahan,” tambah Bimo. 

Edo mengangguk, kemudian menyalami Bagus. “Maafkan aku, Bagus. Sekarang aku sadar bahwa sikapku menjauhimu adalah salah besar. Kamu sahabat terbaikku, Bagus,” kata Edo. Edo dan Bagus pun bersalaman erat. Damar dan Bimo tersenyum melihatnya.

 
Nah dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmah mengenai pentingnya berjiwa ksatria dalam menghadapi menang dan kalah, jika pemilihan ketia kelas antara Edo dan Bagus berdasarkan pemungutan suara atau voting, ada juga yang berupa Musyawarah. Musyawarah menghasilkan keputusan berupa mufakat atau keputusan bersama dari hasil diskusi sedangkan pemungutan suara menang berdasarkan jumlah suara terbanyak. 
 
Keputusan adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan berdasarkan berbagai pertimbangan dan pemikiran. Termasuk di dalamnya pertimbangan dan pemikiran untuk mencapai tujuan dari keputusan. Keputusan bersama adalah keputusan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Tentu saja, keputusan ini akan menjadi lebih rumit. Mengapa demikian? Di dalamnya terdapat lebih dari satu orang, yang umumnya mempunyai pemikiran yang berbeda. Bahkan, setiap orang yang mengikuti proses keputusan bersama mungkin mempunyai pendapat sendiri. Maka, agar keputusan bersama tercapai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan beberapa nilai yang harus dijunjung tinggi. 
 
Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, Kita harus memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang sesuai dengan Pancasila. Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keputusan bersama, yaitu: 
  • Semua peserta dalam pengambilan keputusan bersama harus memahami mengenai apa dan tujuan keputusan bersama yang akan diambil. 
  • Semua peserta dalam pengambilan keputusan bersama harus saling memahami dan menghargai pendapat orang lain.
  • Setiap peserta pengambilan keputusan bersama harus dengan lapang dada menerima masukan dalam bentuk kritik, usul, dan saran dari peserta lain. 
  • Semua peserta tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk dijadikan sebuah keputusan bersama.

 

Latihan

  1. Mengapa Edo menjauhi Bagus?
  2. Bagaimana cara kelas memilih Edo dan Bagus menjadi ketua kelas?
  3. Apa pendapatmu tentang sikap Edo kepada Bagus?
  4. Jika kamu kalah dalam pemilihan ketua kelas, apa yang akan kamu lakukan?
  5. Jika kamu menang dalam pemilihan ketua kelas, apa yang akan kamu lakukan?
  6. Apa yang dimaksud dengan keputusan?
  7. Apa perbedaan antara musyawarah dan pemilihan suara?
  8. Sila ke berapa yang menunjukkan mengenai musyawarah?
  9.  Tulislah 1 contoh kegiatan musyawarah!
  10. Tulislah 4 hal yang harus diperhatikan dalam keputusan bersama!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

T7ST1PB2 PTMT SDN LAYUNGSARI 2: Kamis, 15 Februari 2024

  BAHASA INDONESIA, IPA, SBDP  Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan beryanyi, siswa mampu menyanyikan lagu dengan interval nada dengan be...